Bocoran Rencana Renovasi Tamansari Yogyakarta, Dipastikan Tidak Ditutup Total

Tamansari merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Yogyakarta.
ViralBlasts.com – Tamansari akan direnovasi mulai akhir tahun ini. Selama itu, pihak pengelola memastikan bahwa tujuan wisata tersebut tidak akan ditutup sepenuhnya. Penutupan hanya akan mencakup area yang tengah direnovasi.
Operational Coordinator Tourism Department Kraton Jogja, Talcha Sultanik, mengatakan bahwa Tamansari membutuhkan “maintenance yang sifatnya segera.” “Ada beberapa bagian dari depan (yang akan direnovasi), yang tadi kita masuk (Gapura Panggung), terus dinding di area sini juga akan kami persiapkan (renovasi),” katanya pada rombongan media trip Traveloka di Yogyakarta, Senin, 11 Agustus 2025.
Menjelaskan lebih jauh terkait renovasi, Talcha berkata, dinding salah satu tujuan wisata andalan di Yogyakarta itu akan dibersihkan. “Dinding di bagian dalam ini masih bisa dicat, tapi yang di luar itu nggak boleh dicat, karena dulu nggak pakai cat, pakainya bligon.”
Bligon, menurut pengelola Tamansari, Nicolaus Ardiyanto Putro, di kesempatan yang sama, merupakan campuran batu bata dengan batu gamping yang menghasilkan warna dinding Tamansari sekarang, mengingat waktu pembangunannya belum ada cat.
Rencana Renovasi Tamansari

Talcha berkata, “Berbicara mana yang bisa dipertahankan, bila secara waktu dan perencanaannya jadi (sesuai rencana), insya Allah kami bisa perbaiki semua (bangunan-bangunan di Tamansari), karena kan sekarang teknologi juga sudah sangat membantu.”
“Sekarang masalahnya nggak cuma teknis membangun, tapi juga sosial masyarakatnya bagaimana. Soalnya kita tahu sendiri, di sini memang tanah dari Kasultanan. Terus seiring waktu, banyak pemukiman dan sebagainya. Fokus kami malah harus ke situ sekarang,” ia menambahkan.
“Pemukiman warga lumayan mepet-mepet soalnya sekarang ke Tamansari, jadi kami juga memperhatikan faktor keselamatan mereka selama renovasi ini berlangsung,” ujar dia.
Area sekitar Gapura Agung, yang secara historis merupakan pintu masuk Tamansari, juga akan dibenahi. Selain tidak lagi ada pedagang yang berjualan di dalam, tempat tersebut akan disulap jadi taman supaya pengunjung bisa bersantai maupun beristirahat sejenak sebelum melanjutkan eksplorasi tujuan wisata seluar 10,5 hektare tersebut.
Bukan Kali Pertama

Sumur Gumuling, yang sebenarnya merupakan salah satu situs paling hits di Tamansari, sayangnya belum dibuka kembali. “Itu tutup sejak November 2020, waktu (pandemi) COVID-19. Karena jadi salah satu tempat yang paling dicari, terjadi penumpukan (pengunjung), dan akhirnya diputuskan ditutup sementara,” sebut Nicolaus.
Hingga kini, kata dia, Sumur Gumuling belum diizinkan kembali dibuka, kendati situs tersebut tetap dirawat dengan cara dibersihkan. Ini tentu bukan kali pertama Tamansari direnovasi. Balai Pelestarian Cagar Budaya telah melakukannya pada 1977, dengan membongkar beberapa bangunan yang tertimbun, merujuk laman Kraton Jogja.
Sayang, hanya sebagian bangunan Tamansari yang bisa diselamatkan. Kemudian pada 2004, proses perbaikan bangunan Tamansari melibatkan Colouse Goulbenklan Foundation dari Portugal, yang mengirimkan seorang arsitek, Joao Campos, untuk membantu proses perbaikan di Tamansari. Fokus utama renovasi dilakukan pada Umbul Binangun.
Menanti Wajah Baru Tamansari

Proses renovasi kembali dilakukan pada 2006 untuk memperbaiki bangunan Tamansari yang terdampak gempa Yogyakarta. Kemudian tahun 2016, Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta kembali memulai pemugaran kawasan Tamansari.
Perbaikan kali ini fokus pada kompleks bangunan Garjitowati. Beberapa bangunan kampung harus dipindahkan karena keberadaannya tepat di atas kompleks Garjitowati.
“Rencana renovasi tahun 2025 ini beberapa di antaranya adalah pemasangan CCTV dan solar panel, perbaikan beberapa (dinding) yang boncel-boncel, dan pengecatan ulang,” kata Nicolaus.
Sebagai destinasi tenar, pembelian tiket Tamansari bisa membuat antrean mengular di loket. Maka itu, pihaknya menggandeng Traveloka supaya pengunjung bisa lebih mudah melakukan pembelian tiket masuk secara daring.
Dalam keterangannya, Co-founder Traveloka, Albert, mengatakan bahwa Yogyakarta merupakan salah satu destinasi populer bagi wisatawan yang semakin mengutamakan perjalanan yang autentik dan bermakna.
Lebih Dekat dengan Budaya

Traveloka tengah menggelar Pesta Diskon 17-an yang dihadirkan dalam semangat HUT ke-80 RI. Berlangsung hingga 17 Agustus 2025, kampanye ini mengajak masyarakat untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang bermakna melalui eksplorasi budaya, kuliner lokal, dan destinasi-destinasi dalam negeri.
Lewat beragam penawaran menarik, Traveloka tidak hanya mendorong minat bepergian, tapi juga memperkuat kontribusi nyata terhadap ekonomi lokal dan pelestarian budaya. Dalam keterangannya, Gusti Kanjeng Ratu Bendara, menyebut, “Kemitraan dengan Traveloka jadi langkah positif untuk mendekatkan kembali masyarakat, terutama generasi muda, pada nilai-nilai sejarah dan budaya yang dimiliki Yogyakarta.”
“Situs-situs, seperti Kagungan Dalem Museum atau museum milik Kraton Yogyakarta, seperti unit Kedhaton, unit Wahanarat, maupun Taman Sari, hingga Benteng Vredeburg bukan hanya destinasi wisata, tapi juga ruang untuk menyelami kekayaan sejarah.”