Bagaimana Nasib Stairlift di Candi Borobudur?

Bagaimana Nasib Stairlift di Candi Borobudur?
ViralBlasts.com – Pemasangan stairlift Candi Borobudur sempat menimbulkan komentar pro kontra, beberapa bulan lalu. Fasilitas itu dibangun menjelang kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis, 29 Mei 2025, sebelum Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyinggung pemasangannya secara permanen.
Jadi, bagaimana nasibnya sekarang? Pgs. Commercial Group Head PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC), Yusuf Eko Nugroho, menyebut bahwa saat ini, stairlift sudah dibongkar. “Kemarin itu baru uji coba,” katanya saat ditemui rombongan media trip bersama Traveloka di Magelang, Jawa Tengah, Selasa, 12 Agustus 2025.
“Stairlift sebetulnya dibuat bukan semata-mata untuk kunjungan kenegaraan, namun mengakomodir pengunjung, terutama umat yang akan beribadah, mengingat para bhikkhu sudah berumur dan agak kesulitan untuk naik,” ia menambahkan. Yusuf memastikan tidak ada material, seperti baut, yang ditanam untuk menopang stairlift.
“Itu betul-betul hanya plack MP, cuma ditaruh saja, dilepasnya juga tinggal diangkat saja, tidak ada yang ditanam atau merusak,” ujar dia.
Nantinya Bakal Dipasang?

Yusuf melanjutkan, “Karena kemarin baru uji coba dan kajiannya masih berjalan dengen kementerian-kementerian terkait, sementara ini dicopot dulu. Ke depannya (akan dipasang atau tidak), kami belum tahu.”
Stairlift sempat dipasang dari lantai dua hingga enam dari total 10 lantai di candi Buddha terbesar se-dunia tersebut. Menurut Yusuf, titik itu memang relatif curam. “(Anak) tangga lantai satu masih lebar-lebar, tapi dari dua ke enam itu betul-betul pendek,” sebut dia.
Sebelumnya, Menbud berkata, sejumlah cagar budaya di dunia sudah dipasangkan starlift. “Nggak ada masalah, untuk inklusivitas, di semua cagar budaya dunia sudah dipasang (stairlift). Kami sudah lama merencanakannya dan akan kami coba permanenkan,” kata dia di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Kamis, 29 Mei 2025.
Komentar Pro Kontra

Seniman dan budayawan asal Yogyakarta, Jumaldi Alfi, tidak sepakat dengan rencana tersebut. “Saya menyayangkan pemasangan (stairlift) tersebut,” kata dia, Sabtu, 31 Mei 2025.
Niatan itu disebutnya sebagai tunabudaya. “Tidak menghargai kebudayaan bangsa sendiri,” tutur dia.
Jumaldi mengatakan bahwa Candi Borobudur adalah warisan adiluhung, yang berarti mulia atau bernilai tinggi dalam budaya Jawa. Ia menjelaskan, terdapat pengejawantahan ilmu kehidupan di setiap undakan Candi Borobudur, yang demi mencapai Nirwana, harus ada perjalanan yang panjang lewat tiga fase: Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Aktor sekaligus budayawan Butet Kartaredjasa juga bernarasi serupa. “Nanti bisa saja ada yang rusak atau rubuh walau katanya tidak pakai baut atau ditanam,” kata Butet, Jumat, 30 Mei 2025.
Tidak Bisa Mengorbankan Aspek Konservasi

Butet menambahkan, tujuan memudahkan lansia dan disabilitas tidak bisa jadi alasan untuk menambahkan fasilitas baru. Pasalnya, pengunjung Borobudur memang sudah dibatasi di area tertentu dan itu harus tetap dijalankan.
Kontras dengan itu, Direktur Forum Buddhis Indonesia (FBI) Adian Radiatus menilai, pemasangan penganjung tangga di Candi Borobudur merupakan bentuk kemudahan dan keterbukaan tempat ibadah umat Buddha tersebut untuk aktivitas keagamaan, wisata, maupun penelitian.
“Pemasangan ini tentu sudah dipikirkan sangat matang, termasuk mengedepankan aspek konservasi candi itu sendiri. Pemerintah tidak mungkin ingin merusak, apalagi menghancurkan sebuah situs peninggalan yang bernilai,” ujar Adian di Jakarta, lapor Antara.
Adian menegaskan, pemasangan stairlift sudah dilakukan secara hati-hati karena Borobudur merupakan bangunan bersejarah yang sudah diakui dunia. Menbud pun melibatkan berbagai ahli untuk memberi pertimbangan sebelum pemasangan stairlift.